Menurut pengertian umum orang gila adalah orang yang sakit jiwa atau yang hilang ingatan disebabkan gangguan pada urat saraf.
Biasanya,
jika kita disebut tentang orang gila, maka terbayang di kepala kita
seseorang yang kusut masai; tidak mandi; berpakaian lusuh; robek atau
koyak disana sini; bahkan ada juga yang berkeliaran dalam keadaan
telanjang bulat.
Suka bercakap sendiri atau meracau
sesuka hatinya; bahkan kadang-kadang ada juga suka marah dan mengamuk
tanpa sebarang alasan yang musababnya.
Namun demikian ada juga orang gila yang penampilannya sama seperti manusia normal bahkan kadang kala sangat menarik dipandang.
Syaikh Abdullah Al-Ghazali dalam Risalah Tafsir menulis satu riwayat (hadis) seperti berikut:
“Pada
suatu hari Rasulullah SAW berjalan-jalan melewati sekelompok sahabat
yang sedang berkumpul. Lalu baginda bertanya kepada mereka:
“Mengapa kalian berkumpul disini”
Para sahabat tersebut lalu menjawab:
“Ya Rasulullah, ada orang gila yang sedang mengamuk. Oleh sebab itulah kami berkumpul disini.”
Menanggapi hal itu Rasulullah SAW lalu bersabda:
“Sesungguhnya
orang ini tidaklah gila (al-majnun), tapi orang ini hanya sedang
mendapat musibah. Tahukah kalian, siapakah orang gila yang
sebenar-benarnya disebut gila (al-majnuun haqqul majnuun) “.
Para sahabat lalu menjawab: Tidak ya Rasulullah. Hanya Allah dan rasul-Nya jualah yang mengetahuinya.”
Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan:
“Orang
gila yang sesungguhnya gila (al-majnun haqqul majnun) adalah orang yang
berjalan dengan penuh kesombongan; yang membusungkan dadanya; yang
memandang orang dengan pandangan yang merendah-kan; lalu berharap Tuhan
akan memberinya surga; padahal ia selalu berbuat maksiat kepada-Nya.
Selain itu orang-orang yang ada di sekitarnya, tidak pernah merasa aman
dari kelakuan buruknya. Dan di sisi yang lain, orang juga tak pernah
mengharapkan perbuatan baiknya. Nah, orang semacam inilah yang disebut
sebagai orang gila yang sebenar-benarnya gila (al-majnuun haqqul
majnuun). Adapun orang yang kalian tonton ini hanyalah sedang mendapat
musibah dari Allah.”Mengikut Rasulullah s.a.w orang gila itu ialah orang yang sombong dan takabur serta memandang rendah kepada orang lain.
Saya
tertarik satu difinasi tentang orang gila dari segi sainsnya ialah
orang yang bercakap sendiri tanpa dia mengetahui apa yang diucapkannya.
Sebab itu banyak filem-filem yang mengambarkan tentang orang gila
ditunjukkan sifat bercakap sendiri tanpa dia tahu apa yang diucapkan.
Mengenai
sembahyang pula. Kita sembahyang dalam bahasa Arab, tak ada orang
sembahyang dalam bahasa ibunda dan tak ada perjuang bahasa mana-mana
negara yang nak memperjuangkan sembahyang dalam bahasa ibundanya.
Bahasa
Arab buka semua orang faham. Kita sembahyang tiap-tiap hari paling
kurang 5 waktu. Ramai orang yang sembahyang tetapi dia tak tahu apa yang
diucapkan dalam sembahyang. Mungkin dia boleh sebut dengan fasih dan
betul tetapi belum tentu yang sebut dengan fasih dan betul itu faham
makna sebenar apa yang disebut.
Untuk dapat khusyu'
dalam sembahyang kita memerlukan kefahaman apa yang disebut dan
dilakukan, ini bermakna bukan sahaja sebutan yang betul tetapi memahami
makna sebutan tersebut dan lebih baik lagi kita mengerti maksud sebenar
sebutan tersebut.
"Telah berjayalah orang-orang yang beriman, iaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya" (Surah Al-Mukminun : ayat 1-2)
Allah telah berfirman yang bermaksud: "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang solat, (iaitu) orang-orang yang lalai dari solatnya." (SurahAl-Ma'un : ayat 4-5)
Sembahyang
tanpa mengetahui makna sebutan, rasanya sama seperti ORANG GILA yang
bercakap sendiri tanpa dia mengetahui apa yang diucapkan.
Adakah kita ORANG GILA dalam sembahyang??
Catat Ulasan